Senin, 25 Juni 2012

problem loesen !


"tidak semua masalah itu harus dipecahkan karena ada hal yang mungkin akan lebih indah jika kita tidak mengetahuinya".

saya pernah mendengar pernyataan itu. yaa memang benar tidak semua permasalahan itu harus dipecahkan, tetapi setiap masalah itu harus diselesaikan. Dan cara penyelesaian masalah pun beraneka ragam. Terkadang ada masalah yang tidak membutuhkan pembicaraan antara yang bersangkutan yang bermasalah. namun ada juga yang memang sangat perlu pembicaraan untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Maksud dari penyelesaian masalah tanpa pembicaraan adalah bahwa masalah sebenarnya bisa diselesaikan hanya dengan perubahan pribadi dari yang bersangkutan alias instrospeksi diri. Menurut saya cara yang seperti ini akan lebih baik, karena akan meminimalisir anggapan 'omdo a.k.a omong doang'

"if something was broken, we would fix it, not to throw it away"

Kebanyakan orang biasanya tidak ingin ambil pusing dengan permasalahan yang ada dalam hidupnya. biasanya mereka akan membiarkannya berlarut-larut dengan alasan tidak tau apa yang harus dilakukan, tidak tau bagaimana memulai pembicaraan dengan yang bersangkutan untuk menyelesaikan masalah itu atau dengan alasan bahwa mungkin masalah ini akan berakhir dengan sendirinya seiring berjalannya waktu dan berharap bahwa orang-orang lupa dengan masalah itu. apa itu benar? menurut saya tidak. karena bagaimana bisa masalah hilang dengan sendirinya? yang ada hanya akan bertumpuk dan membuat masalah yang baru.

oleh karena itu mari kita selesaikan masalah kita dengan cara yang baik dan jangan lupa mohon petunjukNya :)

malam 18 juni 2012


Malam 18 Juni 2012
Mimpi adalah bunga tidur. Mimpi terkadang menjadi kenyataan. Tapi, mimpi kali ini aku benar-benar tidak menyangkanya dan tidak pernah mengharapkannya. Mimpi yang tiba-tiba saja datang dalam tidurku malam itu adalah mimpi yang aneh sekaligus indah.
Ini bukan mimpi tentang dia yang aku cintai, melainkan dia teman pria semasa putih abu-ku.
Dia yang menjadi teman pria yang paling masuk akal dibanding dengan teman-teman lainnya saat duduk di bangku sekolah menengah setahun yang lalu. Aku terkadang menganggapnya sebagai kakak, namun juga terkadang sebagai adik. Dan aku baru menyadari bahwa aku memang sayang padanya, layaknya adik menyayangi kakaknya ataupun sebaliknya. Meskipun sebenarnya aku tak pernah tau bagaimana dia menganggapku, karena aku tak pernah memperdulikan itu.
Mimpi itu masih lekat dalam ingatanku. Didalamnya ada kejadian aneh, indah dan juga romantis.
Aku bilang itu aneh, indah dan romantis karena dalam mimpi itu, dia sangat mencintaiku dan berusaha menunjukkan perasaannya padaku dengan berbagai cara yang sangat romantis dan diluar perkiraan semua orang, termasuk aku.
Pemandangan pantai dan laut yang sangat bersih dan indah muncul menjadi latar belakang tempat mimpi itu. Langit biru, awan putih yang bergerumul dan burung-burung yang terbang kesana kemari, menjadi pendukung suasana romantis dalam mimpi itu. Aahh itu sangat indah, bahkan terlalu indah untuk diungkapkan dengan kata-kata.
 Aku tidak GR kok, karena aku memang tidak pernah mengharapkan mimpi ini dengan dia yang hanya aku anggap sebagai temanku. Justru hingga saat ini, aku masih berharap bahwa dia yang ada dalam mimpi seperti itu adalah dia yang sangat aku cintai. Semoga Dia mendengar do’aku ini, amin.

simbiosis mutualisme


Ya Rabb, terima kasih Engkau telah mengabulkan do’aku. Engkau telah mendengarkan dengan baik dan mengerti apa yang hambamu ini butuhkan. Semoga Engkau selalu memberikan ridhoMu pada kami. Amin ya Rabb..
Kamu, yaa kamu yang bisa membuatku melihat semua apa yang ada dalam diriku.
Kamu, yang membuatku akhirnya berkata ‘aku ini bodoh’ dan menyingkirkan kesombonganku selama ini.
Kamu, yang membuaku merasa begitu sangat nyaman.
Kamu, yang aku sendiri tak tau betul tentangmu.
 “dibalik seorang pria hebat, terdapat seorang wanita yang luar biasa”
Kamu tau? Aku ingin menjadi wanita luar biasa yang ada dibelakangmu itu. Tapi entahlah, sepertinya itu hanya bisa menjadi mimpi.
 Jika aku berkata ‘kaulah yang aku cari’ mungkin belum tentu kamu akan berkata seperti itu pula.
Jika aku berkata ‘kau begitu sempurna’ mungkin belum tentu pula kau akan berkata seperti itu.
Jika aku berdoa ‘ya Rabb, aku ingin bersamanya dan tolong ridhoilah kami’ , kali ini aku akan berharap bahwa kau akan memanjatkan doa yang sama pula, meskipun dengan segala kekuranganku kau akan tetap berdoa seperti itu.
Karena cinta yang aku inginkan adalah cinta yang bersimbiosis mutualisme.

Jumat, 08 Juni 2012

thanks to God :)


Ada yang pernah bertanya padaku dan aku terkejut dan kemudian bertekad untuk mencari jawabannya.
“sholat? Untuk apa?” begitulah pertanyaannya.
Saat itu aku tak bisa berkata apa-apa dan hanya menyuruhnya untuk segera menunaikan sholat. Dan beruntungnya aku berhasil membuatnya menunaikan kewajiban itu, ah tidak, beruntungnya adalah Engkau berhasil memberikan hidayahMu padanya. Subhanalloh..
Sepanjang jalan pulang menuju ke rumah, pertanyaan itu masih menghantuiku. Dan tiba-tiba aku kembali ke tahun 2011 awal, saat aku berada di salah satu Negara Eropa. Subhanalloh, semua jawaban dari pertanyaan itu sebenarnya sudah pernah aku dapatkan dari seorang guru, beliau adalah seorang katolik. Yaa ilmu itu memang tidak peduli mendapatkannya  dari siapa, asalkan memang benar dan tidak menyimpang, mengapa tidak?
Guru itu pernah juga bertanya pertanyaan yang sama, ketika kelas akan berlangsung dan dimulai dengan berdo’a bersama. Beliau berkata “apa tujuan kita berdo’a atau beribadah?” . dan saat itu aku tidak menjawab pertanyaan itu, dan tak ada satu murid pun yang menjawab, kelas seketika hening, seakan semua sedang berinstrospeksi diri.
Sebenarnya aku memiliki jawaban, dan yang aku tau tujuan beribadah itu adalah mendapat pahala. Yaa itulah yang saat itu aku pikirkan. Tapi aku tidak menjawab karena aku tak tau ‘pahala’ dalam bahasa Jerman. Haha sesuatu yang bodoh, pikirku.
Ketika sekitar 5 menit kelas berada dalam keheningan, tiba-tiba dengan senyuman yang lebar, guru itu berkata “kita semua berdo’a itu sebenarnya untuk berterima kasih padaNya”. Aku terkejut dengan perkataannya. Kemudian beliau meneruskan kembali perkataannya, “selain berterima kasih, tujuan lain dari berdo’a itu adalah untuk memohon berkat dan juga memohon konsentrasi, hanya itu. Benar kan?” aku terkejut dan merasa malu. Bagaimana mungkin aku bisa lupa dengan tujuanku sebagai pemohon! Sepertinya ini kebodohanku yang lebih bodoh dari tidak mengetahui kata ‘pahala’ dalam bahasa Jerman.
Jadi untuk menjawab pertanyaan itu, memang benar, jawabannya adalah “untuk berterima kasih”. Kita memang sudah seharusnya berterima kasih kepadaNya karena sudah diber kehidupan, kenyamanan, kesehatan, dan lain sebagainya yang tidak mungkin aku tulis satu persatu dicatatan ini. Terlalu banyak nikmat dan karuniaNya yang Ia beri pada kita sebagai umatNya. Selain itu, kita juga tidak boleh sombong kepadaNya. Kita harus terus memohon apa yang kita inginkan dan kita butuhkan, yang tentunya berharap agar diiringi berkatNya. Dan dengan berdo’a atau beribadahlah kita bisa merasa rilex sejenak dari kehidupan duniawi dan kembali mendapat konsentrasi untuk kembali menjalani hidup di alam yang fana ini.

tanggal 5 Juni 2012


Tertanggal 5 juni 2012..
Rasanya semua mimpi dan do’aku terkabul di hari itu. Semua yang aku impikan dan aku panjatkan kepadaNya terealisasi saat itu. Dan hingga saat ini aku masih tak percaya akan hari itu.
Rasanya ingin mengulang hari itu! Hari yang sangat menyenangkan dan membuatku nyaman. Hari dimana aku dan kamu duduk berdua. Hari dimana aku dan kamu bercanda bersama. Hari dimana aku dan kamu mengobrol berdua. Hari dimana aku dan kamu menonton film bersama. Hari dimana aku dan kamu merebahkan tubuh yang lelah ini bersama. Hari dimana aku dan kamu saling bertukar informasi. Hari dimana aku dan kamu saling bertukar pemikiran. Hari dimana aku dan kamu beribadah bersama. Hari dimana aku dan kamu berjalan bersama. Yaa, itulah hari dimana aku untuk pertama kalinya mengunjungimu.
Aku tak pernah berpikir bahwa ‘aku harus menjadi orang yang pertama mengunjungimu!’ , justru aku berpikir bahwa ‘tidak penting siapa yang pertama kali mengunjungimu, tapi yang penting adalah bagaimana hatimu menerima kedatangannya’. Apakah aku sudah gila? Sepertinya iya.
Hari itu aku melakukan ‘dosa’ , yaa ‘dosa’ terindah dalam hidupku. Saat aku bersamamu, pesan mamah selalu terlintas dipikiranku.
“teteh, jangan sekali-kali maen ke kosan cowok yaa, mamah ga suka. Inget yaa jangan sampai gitu, mamah gamau ada apa-apa sama teteh.”
Kalimat diatas merupakan petuah mamah padaku yang paling aku ingat semenjak aku masuk universitas. Dan hari itu aku melanggarnya. Mah, maaf. Yaa Rab, hamba mohon ampun.
Hari itu aku terpaksa untuk ikut ke kosannya karena aku merasa sangat lelah dan mengantuk setelah mengikuti psikotes di kampus. Biasanya aku ikut beristirahat di kosan teman perempuanku, tapi saat itu adalah minggu tenang dan mereka semua sedang pulang kampung, oleh karena itu aku memutuskan untuk menerima ajakannya untuk berkunjung ke kosannya. Aku pikir dia akan main bersama temannya dan membiarkan aku di kamarnya untuk tidur sejenak menunggu jam 4 untuk menghadiri rapat kerja di kampus. Ternyata tidak. Temannya hanya berkunjung sekitar 5 menit dan kemudian pulang meninggalkan kami berdua di kosan. OMG! Tapi jujur, aku tidak berpikiran bahwa dia akan macam-macam padaku. Dan entah mengapa aku begitu nyaman berada disana, disisinya.
Saat tiba waktu sholat dzuhur, aku bingung harus pinjam alat sholat pada siapa. Dan tidak mungkin juga aku harus kembali ke kampus atau sholat di kampus menunggu jam akhir dzuhur. Dan tiba-tiba aku teringat pada temanku yang tinggal juga di daerah itu! Ya Tuhan mengapa aku bisa lupa. Tapi ya Tuhan aku sudah sangat nyaman berada di dekatnya. Izinkan aku untuk sekali ini saja melakukan ‘dosa’ ini.
Ya Rab,Engkau Maha Mengetahui, dia begitu baik dan sopan padaku. Dia tidak berani melakukan hal yang macam-macam padaku. Dia tidak berani menyentuhkan tangannya padaku meskipun hanya dengan ketidaksengajaan. Dia tidak berani memandang mataku lebih dari 5 detik. Dia sangat menghormatiku, menghormatiku sebagai seorang wanita. Sebelumnya pun aku tidak memiliki kekhawatiran padanya, karena aku tidak merasakan hal negative darinya. Dan aku semakin yakin pada semua perasaanku, saat dia berkata bahwa ‘kenapa ga jadi tidur tadi? Takut diapa-apain yaa? Haha tenang aja kali, gue ga bakal gitu.” ,lihatlah, dia begitu menghormatiku.